Dampak Negatif & Positif Arsitek Terhadap Lingkungan

Dalam artikel kali ini saya akan membahas tentang "Dampak Negatif & Positif Arsitek Terhadap Lingkungan". Memang ada ya dampak negatif dari arsitektur? bukannya arsitektur itu bagus karena bisa membangun negeri dengan fasilitas yang akan mereka rancang dan dijadikan dalam bentukan yang nyata (fungsional)? Tentunya ada dong, apalagi arsitektur yang tidak memahami lingkungan sekitar (mengabaikan) bisa dibilang egois 😎. Maka dari itu dalam artikel kali ini saya akan membeberkan beberapa hal yang saya ketahui tentang dampak positif dan negatif dari arsitektur.

Dampak Positif
  • Pewadah atau penyedia tempat untuk mendukung aktifitas
Disini peran arsitektur yang saya maksud adalah mereka membuat racangan atau tempat utuk para manusia beraktifitas, misalkan ruang kantor untuk orang kerja, ruang kamar tidur untuk orang istirahat dan sebagainya, tentu saja ini hal yang biasa karena peran utama seorang arsitektur itu salah satunya disini (merancang sebuah tempat yang fungsional). Yang mana dalam tempat itu kita akan dimanjakan atau disupport sesuai dengan kegiatan yang akan kita lakukan, jadi tidak perlu repot repot cari tempat lain ^_^.
  • Solusi lahan hijau yang bagus
Disini peranan arsitektur lebih kearah pembuatan lahan hijau atau biasa disebut taman, nah bagi manusia tentu saja lahan hijau itu perlu karena agar tidak banyak polusi udara serta kebutuhan yang lainnya sekaligus tempat peresapan air untuk air tanah (bahaya kalau tidak ada air tanah) bisa bisa bangunannya ambls karena air tanah sudah kering (banyak kasus kok) seperti tiba-tiba tanah ambles, contoh kecilnya yang barusan terjadi di palu.

Oke dalam selajutnya peranan arsitektur lahan hijau adalah mendirikan bangunan-bangunan yang memiliki konsep (ECO Building) atau Green Building. Nah karena peranan arsitektur ini maka bangunan bisa dibuat dengan asri atau tidak monoton hanya tembok, beton, kaca dll, melainkan bisa dipadukan area hijau, contoh besarnya bisa lihat gambar dibawah ini

Gambar diatas adalah karya arsitektur Ridwan Kamil nama Mall "Nipah Mall" Berlokasi di Makassar.

Sebenarnya masih banyak dampak positif dari arsitektur, namun saya hanya buat segitu saja hehe mohon maaf tidak dapat menjabarkan semuanya (karena terlalu banyak). Oke kita langsung ke dampak negatif karena kalian pasti bertanya-tanya kenapa sih arsitektur kok bisa bikin dampak negatif ^_^, berikut pembahasannya:

Dampak Negatif
  • Meningkatnya kriminalitas
Yap kerap diketahui bahwa karena adaanya mall, super block, konplek elite atau cluster daat menimbulkan kesan KESENJANGAN SOSIAL antar satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, misalkan kita ambil dari gambar dibawah (BSD City)

    Gimana bayangan kalian tentang kota satu ini? Pastinya kalian sudah taudong tetang BSD City, dan digadang BSD City akan menjadi pusat kota dunia IT Di indonesia Smart City, terlepas dari peranan arsitek yang membuat rancangan seperti diatas tentunya client atau para manusia yang ada disana adlaah anak anak High End heheh, nah karena hal itlah para penjahat pasti akan mengincar korban disana, apalagi dalam kebiasaan kalau kota Elite jalannya luas namun tidak terlalu ramai sehingga dapat membuat anka kriminalitas membengkak ^_^.

    • Banjir yang kian parah
    Yap, tidak dapat dipungkiri kalau banjir dikota terbaik di indonesia yaitu DKI Jakarta sering terjadi BAJIRRRRRRRRRR yang parah disaat hujan deras yang lama mengguyur ibu kota tercinta kita ini huhu. Terus kenapa sih arsitek disalahin? sebenarnya ada banyak faktor namun saya hanya membahas 1 topik yang adakaitannya dengan arsitek yaitu.... Arsitek yang tidak perduli lingkungan sekitar atau dampaknya terhdapat lingkungan, contoh sekrang banyak sekali bangunan yang tidak memiliki sumur resapan yang memadai, malahan ada yang tidak membuat sumur resapan, hal itulah yang menyebapkan kondisi air disana tidak baik, drainase buruk sehingga airnya tidak dapat masuk ke tanah dan tidakmengalir sesuai siklus yang benar, jadi kalau sudah hujan lama dan deras auto banjir wkwkw. Pesan saya untuk kasus ini ayolah para arsitek terapkan ECO Building dan juga perhatikan sekitar jangan cuman egois dirikan bangunan bagus tapi aslinya BUSUK ^_^.

    Kesimpulan

    Kalau buat desain tolong difikirkan lebih dalam lagi baik dari makro atau mikro, janga sampai arsitek yang seharusnya memberikan solusi malah menimbulkan permasalahan yang kompleks ^_^, yuk kita rancang bangunan dengan estetika bagus, fungsional, serta ramah lingkungan.












    Harga Bahan Bangunan Melambung di Saat Timbulnya Air

    Harga Bahan Bangunan Melambung di Saat Timbulnya Air

    Dalam kasus dunia arsitektur modern saat ini segala hal dalam dunia teknologi dalam membangun atau memberikan matrial jauh lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan zaman dahulu (wajar lah dulu belum canggih). Terlepas dari hal itu manusia tetap memiliki batasan dan secanggih canggihnya manusia mereka akan tetap butuh sesuatu dari alam agar menghasilkan bahan bagunan yang bagus dan kokoh di dunia pembangunan arsitektur. Oleh karena itu disini saya akan membahas masalah bahan bangunan yang melambung tinggi disaat musim hujan ataupun sebagai kiasa yang Click Bait Harga bangunan melanbung disaat timbulnya air ^_^, lebih jelasnya silahkan simak pendapat saya berdsarkan fakta ini.

    • Harga Bahan Bangunan Yang Melunjak
    Musim hujan pada akhir akhir ini memberikan dampak negatif bagi para pemborong atau arsitek dalam berkarya, mangapa? Silahkan simak kendalanya sebagai berikut:

    > Kualitas bahan tersebut berkurang
    > Stoknya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan musim biasa, salah satunya untuk bahan bakar membuat batu bata (diperlukan bahan kering biar bisa manggang batubatanya)
    > Kemacetan yang parah jika hujan reda (terhambat), dll.

    Salah satu yang jadi permaslaahn disini adalah stok batu bata yang dirasa akan berkurang karena persediaan tanah liat yang bagus kurang memadai, kenapa? karena pada saat kondisi tanah basah dan kita menggali untuk mencari tanah liat yang bagus dalam penglihatan kita dan dilapangan akan sulit membedakan mana tanah liat dan mana tanah biasa (yang dipermukaan), serta persediaan bahan bakar untuk membakar tanahliat tersebut berkurang karena basah.

    Artikel diatas sekilas tidak ada sangkut pautnya dengan permasalahan arsitektur dan lingkungan, namun dibawah ini saya akan menjelaskan lebih rinci masalah tersebut.


    • Permasalahan + Jawaban

    Harga Bahan Bangunan Melambung di Saat Timbulnya Air

    Permasalahan inti adalah stok kayu yang terus menerus digunakan untuk membakar batubata tersebut! Apa efek dari stok kayu yang terus menerus atau berlebih dalam membakar batu bata itu? bukannya bagus karena batubata bisa lebih banyak dan diperjual belikan untuk konstruksi bangunan?

    Jawabannya TIDACCC.

    Mengapa demikian? seperti yang anda ketahui jika kita terus menerus menebang hutan maka stok pohon akan terus berkurang dan menyebapkan kondisi gersang yang teramat sangat parah (contohnya di jakarta) kebanyakan cuman bangunan tanpa memikirkan peneduh atau stok oksigen yang dibutuhkan manusia.

    Kita ambil inti sarinya, jika pohon ditebang tanpa adanya upaya melestarikannya = membunuh, liar, jahat, tidak punya etika, dansebagainya.
    Harga Bahan Bangunan Melambung di Saat Timbulnya Air

    Permaslahan selanjutnya (menyambung yang diatas).
    Kendala karenanya hujan adalah produksi batubata juga berkurang (jangan memikirkan kayu sebagai bahan bakar) kita coba pakai alam. Kendala disini adalah sinar matahari yang malu malu untuk keluar menunjukkan kehebatannya hehe. karena sinar matari yang malu malu keluar itu produksi matubata otomatis berkurang dan menyebapkan harga melunjak tinggi + dunia pembangunan akan mengalami rugi bandar dan berpotensi tidak akan rampung karena mahalnya biaya.
    • Solusi
    Dari permasalahan diatas dapat diberikan solusi yang mungkin akan berguna untuk kedepannya (pendapat pribadi sih) kalau salah maaf karena saya mahasiswa yang masih butuh ilmu dan belum berhak untuk menggurui ^_^, saya disini cuman ingin mengambil hak kebebasan berpendapat, oke langusng saja ini solusinya:

    1. Penanaman hutan kembali setelah ditebang agar menciptakan generasi kayu yang baru
    2. Memanfaatkan alam sebaik mungkin dibanding langsung pakai kayu sementara sinar matahari lagi ada
    3. Kala bisa disediakan tempat khusus untuk peneduh tanah liat (jadi tidak terkena basah yang belebih) mungkin ide ini konyol namun apa salahnya dicoba hehe , yang jelas menurut saya dengan cara ini stok tanah liat yang baik akan lebih banyak dan memusat.

    Sekian artikel yang saya buat kali ini, semoga bermanfaat dan kalau ada salah silahkan beritahu saya (ada menu kontak diatas) terimakasih telah membaca ^_^.

    Manusia Serta Tanggung Jawab

    Manusia Serta Tanggung Jawab

    Daftar Isi

    BAB 1 PENDAHULUAN 

    1.1 Latar Belakang 

    BAB 2 PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Tanggung Jawab
    2.2 Macam-Macam Tanggung Jawab 
    2.3 Pengabdian dan Pengorbanan 

    BAB 3 PENUTUP

    3.1 Kesimpulan 
    3.2 Saran 

    BAB 1 PENDAHULUAN 

    1.1 Latar Belakang 

        Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita.

        Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian. Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.

    BAB 2 PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Tanggung Jawab


      Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

        Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau  perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang bertang­gung jawab.Disebut demikian karena manusia, selain merupa­kan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual ataupun teologis.

        Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial.Ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sclera sendiri. Nilai-nilai yang diperankan seseorang dalam ja­minan sosial harus dipertanggungjawabkan sehingga tidak meng­ganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama. Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkait­an dengan konteks teologis.Manusia sebagai makhluk indivi­dual artinya manusia harus bertanggung jawab terhadap diri­nya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia mentiliki kesadaran yang mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat keyakin­annya terhadap suatu nilai.


        Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhan­nya, manusia sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan keji dan munkar.


        Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh po­tensi dirinya. Selain itu juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain.


        Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewa­jiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

    § Kewajiban Terbatas

    Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
          2.  Kewajiban tidak Terbatas

    Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung  jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

    Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,  karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan, norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman sekarang se­hubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggungjawaban.

    Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba un­tuk berbuat adil. Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan. Orang yang demikian tentu akan mempertang­gung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala perbuatannya.

    2.2 Macam-Macam Tanggung Jawab 
    • Tanggung Jawab manusia terhadap diri sendiri

    Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
    • Tanggung Jawab kepada keluarga
    Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.

    • Tanggung Jawab kepada masyarakat


    Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.


    Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.


    Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.

    Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri sendiri tanpa bantuan atau kerjasama dengan orang lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
    • Tanggung Jawab kepada Bangsa/Negara

    Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
    • Tanggung Jawab kepada Tuhan

    Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam sekitarnya.


    Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas segala dosanya.


    Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.

    Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

    2.3 Pengabdian dan Pengorbanan 

    Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
    §         Pengabdian


    Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.


    Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab. Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga, karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu teman, karena ada kessulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.


    Macam-macam pengabdian :
    • Pengabdian kepada keluarga

    Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.
    • Pengabdian kepada masyarakat

    Manusia dalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di masyarakat tidak mau memesyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadai dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya.


    Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.
    • Pengabdian kepada Negara

    Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta tanpa pengabdian.
    • Pengabdian kepada Tuhan

    Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kapada Tuhan Yanag Maha Esa. Selain itu juga manusia harus menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

    Pengorbanan


        Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.


        Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta yang lebih.

        Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada Allah SWT sudah berganti biri-biri.


         Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih tinggi kadarnya daripada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.

         Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.


         Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

    BAB 3 PENUTUP

    3.1 Kesimpulan 


    Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil, bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.


            Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain/banyak. Sebaliknya orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan, norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.


    3.2 Saran 

    Jadilah manusia yang betanggung jawab bagi diri sendiri maupun orang lain.

    Sumber:



    Ali, M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada : Jakarta.


    Hartono, Drs., dkk., ILMU BUDAYA DASAR: Untuk Pegangan Mahasiswa, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1991.

    Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.


    Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas  Gunadarma

    Manusia dan Keadilan

    Manusia dan Keadilan
    Manusia dan Keadilan

    A.            Pengertian Manusia
    Manusia adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk (negatif) untuk diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.

    Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

    B.            Pengertian Keadilan
    Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terhadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
    Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.
    John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
    Jadi, keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya. Salah satu contoh keadilan di kehidupan sehari – hari adalah Irene adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan. Ia telah bekerja selama 20 tahun dan memiliki catatan kerja yang baik. Oleh karena itu, wajar bila Irene mendapat promosi atau kenaikan pangkat di perusahaan tersebut.
    C.            Manusia dan Keadilan
    Dalam memilih sebuah keputusan manusia harus memikirkan adil atau tidaknya keputusan tersebut dan dampak yang akan ditimbulkan dari keputusan tersebut. Karena setiap dari kita pasti selalu menuntut dan menginginkan keadilan yang selayaknya bagi diri kita sendiri ataupun untuk masyarakat. Jika kita lihat kembali bahwa salah satu pengertian keadilan adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya, maka secara tidak langsung keadilan tersebut berhubungan dengan hak dan kewajiban.

    Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan, kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Bila kita menempatkan hak dan kewajiban seseorang atau masyarakat sesuai pada tempatnya maka keadilan tersebut akan terpenuhi dan tidak akan ada seseorang atau masyarakat yang mendapatkan kerugian atau tidak akan ada seseorang atau masyarakat yang merasa tidak adil atas hak dan kewajiban mereka. 

    Dalam kehidupan sehari – hari ini masih banyak dari kita yang berusaha untuk mencari keadilan yang sepantasnya. Namun, beberapa dari kita masih belum bisa melakukan keadilan tersebut dengan benar tanpa kita sadari. Kita berfikir bahwa keputusan yang kita ambil merupakan keputusan yang sudah adil, tetapi kadang kala kenyataanya tidak demikian.

    Berbuat adil berarti menghargai atau menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbuat tidak adil berarti menginjak-injak harkat martabat manusia, sebab dengan berbuat demikian ada manusia yang dirugikan. Berbuat demikian berarti menganggap manusia lain lebih rendah, padahal hakikatnya manusia itu sama satu dengan yang lainnya.

    D.            Macam – Macam Keadilan
    Macam – macam keadilan secara umum :

    1.  Keadilan Komutatif (iustitia commutativa) yaitu keadilan yang diberikan kepada masing - masing orang apa yang menjadi bagiannya berdasarkan hak seseorang (diutamakan objek tertentu yang merupakan hak seseorang).
    Contoh: Adil kalau si A harus membayar sejumlah uang kepada si B sejumlah uang yang mereka sepakati, sebab si A telah menerima barang yang ia pesan dari si B.

    2.      Keadilan Distributif (iustitia distributiva) yaitu keadilan yang diberikan kepada masing - masing orang apa yang menjadi haknya berdasarkan asas proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan kecakapan, jasa atau kebutuhan.
    Contoh: Adil kalau si A mendapatkan promosi untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan kinerjanya selama ini. Tidak adil kalau seorang pejabat tinggi yang koruptor memperoleh penghargaan dari presiden.

    3.      Keadilan legal (iustitia legalis), yaitu keadilan berdasarkan Undang-undang (obyeknya tata masyarakat) yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama (bonum Commune).
    Contoh: Adil kalau semua pengendara mentaati rambu-rambu lalu lintas.Adil bila Polisi lalu lintas menertibkan semua pengguna jalan sesuai UU yang berlaku.

    4.  Keadilan Vindikatif (iustitia vindicativa) adalah keadilan yang diberikan kepada masing - masing orang hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejahatannya.
    Contoh: Adil kalau si A dihukum di Nusa Kambangan karena kejahatan korupsinya sangat besar. Tidak adil kalau koruptor hukumannya ringan sementara pencuri sebuah semangka dihukum berat.

    5.  Keadilan kreatif (iustitia creativa) adalah keadilan yang diberikan kepada masing - masing orang bagiannya berupa kebebasan untuk mencipta sesuai dengan kreatifitas yang dimilikinya di berbagai bidang kehidupan.
    Contoh: Adil kalau seorang penyair diberikan kebebasan untuk menulis, bersyair sesuai denga kreatifitasnya. Tidak adil kalau seorang penyair ditangkap aparat hanya karena syairnya berisi keritikan terhadap pemerintah.

    6.  Keadilan protektif (iustitia protectiva) adalah keadilan yang memberikan penjagaan atau perlindungan kepada pribadi - pribadi dari tindakan sewenang - wenang pihak lain.
    Contoh : Polisi wajib menjaga masyarakat dari para penjahat.

    E.            Kejujuran
    Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya. Jujur berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan - perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Jujur berarti pula menepati janji atau menepati kesanggupan, baik yang telah terlahir dalam kata - kata maupun yang masih didalam hati (niat).

    Kejujuran memiliki keterkaitan dengan keadilan. Bila sesuatu hal dimulai dengan hati yang tulus serta diiringi dengan kejujuran maka keadilan bisa tercapai. Sebagai contoh, seorang bendahara kelas yang telah mensepakati uang kas kelas dengan anggota kelas adalah Rp. 10.000 untuk setiap minggunya. Keadilan yang terdapat di sini adalah keadilan bahwa setiap anak berkewajiban untuk membayar uang kas yang telah ditentukan.

    Kejujuran yang dapat ditemukan dari contoh tersebut adalah kejujuran si bendahara kelas. Bendahara harus dengan jujur memberitahukan kepada anggota kelas berapa jumlah uang kas yang mereka miliki. Bila keadilan dan kejujuran tersebut berjalan sesuai kaidahnya maka tidak akan ada yang merasa dirugikan dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

    F.            Kecurangan
    Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.

    Kecurangan bisa mengakibatkan dampak yang sangat berbahaya bagi diri sendiri maupun orang disekitar kita. Dampak yang paling jelas adalah dampak yang akan dirasakan oleh orang lain bila mana kita berbuat suatu kecurangan. Kecurangan ini yang merupakan salah satu akar dari ketidakadilan. Kecurangan sama saja dengan mengambil hak orang lain agar menjadi milik kita sendiri. Maka dari itu, sebaiknya kita jangan melakukan kecurangan agar kepentingan kita terpenuhi, karena kita tidak akan tahu apa saja akibat yang akan kita dapatkan bila melakukan kecurangan tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA